Pelatihan Pengembangan Sistem Surveilans – Respons Pemerintah Pasca Desentralisasi

2 12 2008

Disampaikan oleh:

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D

dr. Rossi Sanusi, MPA, Ph.D

Rimawati, SH, M.Hum

Dr. Lutfan Lazuardi, Ph.D

Deni Harbianto, SE

Diselenggarakan pada tanggal 6 – 7 Agustus di Yogyakarta.

Pengantar Keseluruhan Sesi
Raharjo Apriyatmoko, SKM, M.Kes
Surveilans menjadi salah satu topik penting terkait desentralisasi kesehatan, terutama
dalam pembagian peranan antara pusat dan daerah. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan
baru dalam terkait desentralisasi di bidang kesehatan, yaitu PP No. 38/2007 yang
menggantikan PP No. 25/2007 untuk membentuk tatanan fungsi baru yang mengatur
pembagian kewenangan antara pusat, propinsi dan kabupaten dan PP No. 41/2007 yang
menggantikan PP No. 8/2003 untuk penyusunan/restrukturisasi organisasi di daerah.
Pemahaman mengenai aktivitas masih dipersepsikan secara berbeda oleh tiap-tiap pihak. Ada
yang beranggapan bahwa aktivitas surveilans hanya sampai pada analisis data. Di samping itu
ada yang beranggapan bahwa surveilans merupakan kegiatan yang terintegrasi di tiap
komponen. Dalam pelatihan ini akan lebih membahas pelaksanaan surveilans dan respons di
daerah yang menggunakan kasus di Kota Yogyakarta dan Propinsi NAD sebagai bahan diskusi
dan latihan.

Hasil rangkuman dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan dapat di download reportase-sistem-surveilans-respon_deskes-_6-7-agustus-2008_

Created by : Dara Febriana, Ns, S.Kep, MSc





Breastfeeding

24 10 2008

Is it important to start breastfeeding right after the infant’s birth?

Yes. Breastfeeding immediately (within one hour) after the infant’s birth can help expel the placenta and reduce blood loss. Breastfeeding soon after the infant’s birth also keeps the infant warmer and sets the stage for healthy breastfeeding in the coming weeks and months. Colostrum, the yellowish fluid produced by the mother’s breasts during the first days after childbirth, provides the infant with essential immunities and acts as a natural laxative to help the infant with the first bowel movements. Early breastfeeding helps milk come in more rapidly, too.

How often should a woman breastfeed her baby?

A woman should breastfeed her baby on demand, day and night. Normally, healthy babies breastfeed about 8 to 12 times in 24 hours. An infant’s stomach is small and needs to be refilled often—sometimes more often than every two hours in the early days and weeks of life. A woman should watch for signs that her baby is hungry. When hungry, the baby will turn towards the mother with an open mouth as if to start nursing. Other signs are that the baby is more alert or chews and sucks on hands or fingers. It is normal for baby’s breastfeeding patterns to vary. Feedings can be closer together at certain times of the day and further apart at othertimes. When the baby has a growth spurt, demand for feeding will increase. Growth spurts usually occur when the baby is about three weeks, six weeks, three months, and six months old.

Baca entri selengkapnya »





Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keterlambatan Inisiasi ASI di Kota Banda Aceh

24 10 2008

Husnah1, Detty Siti Nurdiati2, Emy Huriyati3

AKB (Angka Kematian Bayi) Indonesia masih tinggi, 35/1000 kelahiran hidup dan kematian awal neonatus 224/1000 kelahiran. Penyebab utama kematian karena penyakit infeksi saluran nafas 27,6% dan diare 9,4%. Morbiditas (4%) dan mortalitas (8-9%) bisa dicegah dengan pemberian ASI. Inisiasi ASI awal mempunyai peluang 2-8 kali lebih besar untuk memberi ASI eksklusif (77%) dibandingkan inisiasi yang terlambat (23%). Prevalensi ASI di Indonesia sudah 96% tetapi ASI eksklusif masih dibawah 60% dan inisiasi ASI hanya 38,7% (SDKI 2003). Di negara berkembang 1000 milyar lahir setiap tahun dan 5 milyar dari bayi terkena diare, 1 milyar mati karena diare yang disebabkan pemberian susu formula. Profil Aceh 2003 cakupan ASI eksklusif hanya 45% dan inisiasi ASI 10% sedangkan untuk Kota Banda Aceh cakupan ASI eksklusif 39% dan inisiasi ASI 8%.

abstract-revisi1





Kegiatan Surveilans di Dinkes NAD

24 10 2008

Surveilans adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan secara terus menerus. data yang dikumpulkan diharapkan mampu untuk merespon berbagai masalah kesehatan yang ada. Respon yang diberikan dapat berupa respon segera maupu respon terencana. Respon segera dilakukan untuk kasus yang memerlukan penanganan segera seperti KLB dan bencana, sedangkan respon terencana dilakukan untuk menentukan arah intervensi terhadap masalah kesehatan dan perencanaan program kesehatan.